Observatorium Bosscha


Salah satu impian saya sedari kecil adalah melihat teropong raksasa di Observatorium Bosscha. Impian selama 25 tahun itu baru terlaksana seminggu yang lalu. Luar biasa, akhirnya tercapai.

Family gathering kantor suami saya kali ini memang diadakan di Bandung selama 2 hari. Sabtu pagi-pagi sekali kami sekeluarga sudah berangkat. Berhubung acara baru dimulai jam 3 sore, maka pagi nya kami sudah merancang acara untuk berkunjung ke Bosscha. Sekalian juga saya ingin anak saya bisa melihat teropong raksasa itu.

Perjalanan Jakarta – Bandung dilalui dengan lancar. Keluar tol Pasteur kami ke arah Sukajadi lalu terus ke Lembang. Berbekal peta buta dan peta mulut alias tanya sana sini, yang saya tau pokoknya Bosscha itu adanya di Lembang ! Sampai Lembang tinggal tanya saja, beress. Hujan terus mengiringi pencarian kami menuju teropong itu.
Ternyata arah menuju Bosscha sudah terlewati oleh kami beberapa kilo, dari situ kami diberi petunjuk, jika sudah sampai desa Batureog, dibelakang Hotel Citra ada jalan dipenuhi pinus menanjak, nah Bosscha itu letaknya kearah sana.

Saya membayangkan ada plang besar didepan jalan masuk, ternyata nihil. Hanya tulisan di papan ukuran sekitar 20cmx50cm isinya : Observatorium Bosscha – ITB yang ditempelkan dipagar penutup jalan.

Sampai tempat ternyata sudah ada rombongan dari SMU Parongpong sekitar 200an orang. Tidak ada pengunjung perorangan, hanya kami sekeluarga. Setelah bincang-bincang di bagian penerima tamu, beruntung akhirnya saya sekeluarga diselipkan untuk mengikuti penjelasan di dalam teropong bersama rombongan siswa SMU tersebut. Saya tidak tau, ternyata jika ingin masuk ke ruang berkubah itu harus menggunakan ijin formil dan tidak bisa perorangan harus institusi. Ah, senangnya, senang sekali.

Bangunan berkubah bulat itu akhirnya ada di depan mata, yang selama ini saya hanya lihat gambarnya di buku-buku IPS dan di film Petualangan Sherina. Saya terlihat norak, tapi begitulah adanya memang . Kalau saja tidak malu dilihat orang, saya mungkin sudah berjingkrak – jingkrak kegirangan. Alhamdulillah saya bersyukur.

Sebelum penjelasan dimulai, saya berkeliling sambil membaca sejarah pembuatan Bosscha. Banyak tanya yang saya lontarkan ketika sang tutor memberikan kesempatan untuk bertanya. Maklum, namanya juga baru nemu.

Mengapa Bosscha didirikan ? Sebagai tempat pengamatan benda langit dan seiring dengan perkembangan astronomi dan masyarakat Indonesia. Karena sudah sejak jaman baheula masyarakat kita mengamati langit sebagai bagian dari kebutuhan dan kebudayaan. Seperti kepentingan pertanian (waktu bercocok tanam, saat panen), petunjuk arah, petunjuk waktu, system penanggalan dan juga ritual keagamaan.

Mengapa dipilih Lembang? Kala itu Lembang merupakan tempat yang tenang (jauh dari keramaian kota), udara yang sejuk, memiliki pemandangan ke Timur, Barat dan Selatan dengan lepas serta ketinggian tempat 1300 M diatas permukaan laut.


Nama Bosscha diambil dari seorang astronom Belanda Karel Albert Rudolf Bosscha yang menyumbangkan ide serta bantuan biaya pembelian teropong besar. Bosscha mempelopori ide pembangunan observatorium dengan dibentuknya Nederlandch Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Ilmu Astronomi Hindia Belanda). Tahun 1922 dimulai pembangunan konstruksi observatorium dan tahun 1923 pembangunan itu rampung. Setelah sekian lama menanti, akhirnya tanggal 10 Januari 1928 teleskop double refraktor Zeiss buatan Jerman tiba di Indonesia dengan 27 buah peti kemas besar diturunkan dari kapal Kertosono milik Rotterdamsche Lloyd.

Mr Bosscha meninggal beberapa bulan setelah instalasi teleskop Zeiss selesai. Sebagai kenangan atas jasa beliau, observatorium tersebut dinamakan Observatorium Bosscha.
Sebetulnya ada beberapa teropong yang berada di bangunan ini, namun Teleskop Zeiss dengan berat 17 ton ini merupakan teleskop yang mempunyai titik api paling panjang, oleh karenanya memiliki kemampuan mengamati obyek langit secara detil. Selain itu teleskop ini terdiri dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop pencari (finder).

Bangunan berkubah tempat teleskop bernaung memiliki sebuah jendela yang dapat dibuka dan dapat diputar ke segala penjuru arah, sehingga obyek langit yang berada di seluruh sektor azimut dapat dijangkau oleh teleskop ini. Pada saat itu, hujan tengah berlangsung, sehingga jendela kubah tidak dapat dicoba untuk dibuka, sebab air hujan dapat merusak lensa teleskop. Lantai teleskop pun dapat dinaik turunkan yang berfungsi untuk memudahkan pengamatan benda langit, bila benda langit rendah maka lantai teropong dinaikkan, begitu sebaliknya.

Sayangnya, saya hanya dapat melihat sosok teropong dan cara kerja teleskop tersebut secara umum, sebab penggunaan teleskop diprioritaskan untuk pendidikan mahasiswa dan pengamatan penelitian bidang astronomi.

Bagaimanapun observatorium Bosscha merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan keberadaannya. Pemda kabupaten Bandung harusnya melindungi dan mendukung kesinambungan bagi pengamatan dunia astronomi dengan melakukan pengendalian atas pembangunan rumah-rumah di sekitar kawasan Bosscha yang berakibat terhalangnya cakrawala pandang bagi astronom yang sedang mengamati langit.

Andai di Indonesia punya beberapa observatorium lain selain Bosscha....

Sistem Informasi Bagi Perusahaan : Urgensi & Permasalahannya


Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan perkembangan komputer dan telekomunikasi telah mengubah cara hidup di dunia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Keberadaan dan peranan teknologi informasi di segala sektor kehidupan tanpa sadar telah membawa dunia memasuki era baru globalisasi lebih cepat dari yang dibayangkan semula, yaitu abad informasi. Dari sekian banyak sektor kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh kehadiran teknologi informasi, organisasi atau institusi berorientasi bisnis merupakan entitas yang paling banyak mendapatkan manfaat. Sektor usaha memerlukan suatu sistem informasi dan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan sekaligus sebagai senjata utama dalam memenangkan persaingan.


SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Dalam kehidupan sehari-hari istilah ‘teknologi informasi’ dan ‘sistem informasi’ pengertiannya seringkali dipertukarkan. Sekalipun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat namun secara harfiah memiliki pengertian yang berbeda. Penjelasan berikut dipandang perlu untuk menghilangkan kesalahkaprahan pemakaian istilah, sebelum membicarakan sistem informasi sendiri secara luas.

Istilah ‘teknologi informasi’ mulai diperkenalkan secara luas ketika terjadi pengembangan teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi komunikasi. Sedangkan kata ‘informasi’ sendiri didefinisikan sebagai suatu hasil dari pengolahan data yang memiliki nilai lebih (nilai tambah) dibandingkan dengan data mentah. Komputer merupakan teknologi informasi pertama yang dapat melakukan proses pengolahan data menjadi informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, kemajuan teknologi komunikasi berkembang sedemikian pesatnya sehingga mampu mereduksi jarak menjadi lebih pendek.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi itu sendiri. Dengan demikian berdasarkan definisi tersebut, terlihat bahwa komputer hanya merupakan salah satu produk dalam domain teknologi informasi. Printer, sistem pengkabelan, modem, router, VSAT, Oracle Database, Oracle Application, SAP, Baan, dan sebegainya, merupakan contoh-contoh lain dari produk teknologi informasi.

Kata ‘sistem’ mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Jadi teknologi informasi hanya merupakan salah satu komponen kecil dalam aktivitas perusahaan. Komponen-komponen lainnya adalah: proses dan prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, pemasok, rekanan, pemerintah, dan sebagainya.

Dengan berpegang pada definisi-definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara sistem informasi dan teknologi informasi. Dalam perspektif demand-supply, dapat dilihat bahwa sistem informasi merupakan kebutuhan (demand) perusahaan dalam menjalankan kegiatan manajemen sehari-hari, sementara teknologi informasi adalah jawaban (supply) terhadap kebutuhan perusahaan tersebut.


KESENJANGAN ANTARA KEBUTUHAN DAN JAWABAN INFORMASI

Dalam kerangka ideal, seharusnya model demand-supply dalam hubungan teknologi informasi dan sistem informasi berlaku seperti layaknya model serupa dalam ilmu ekonomi. Akan terjadi kekurangan produk jika permintaan melebihi persediaan, sebaliknya akan terjadi kelebihan produk di pasaran jika persediaan melebihi permintaan. Apa yang terjadi dalam praktek bisnis sehari-hari ternyata seringkali antara sistem informasi sebagai demand dan teknologi informasi sebagai supply tidak terjadi kesepakatan bersama dan cenderung terdapat kesenjangan (gap) yang tidak kecil.

Kesenjangan pertama yang jelas terlihat adalah latar belakang orang-orang yang berdiri di masing-masing domain, dimana terjadi perbedaan perspektif yang sangat mendasar antara orang-orang berlatang belakang bisnis dan orang-orang teknis. Seringkali terjadi kemacetan komunikasi yang disebabkan adanya perbedaan dalam cara melihat, menilai, merumuskan, dan memutuskan suatu permasalahan.

Kesenjangan kedua adalah tingkat kepahaman mengenai hakikat informasi itu sendiri. Sebagian besar perusahaan masih memiliki pandangan yang konservatif mengenai nilai strategis suatu informasi, sehingga seringkali terjadi investasi berlebihan terhadap teknologi informasi apalagi secara teknologi perusahaan-perusahaan tersebut dapat membeli peralatan informasi yang canggih sekalipun. Pandangan konservatif dan sikap yang terlalu berhati-hati dalam menyikapi perkembangan informasi juga dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan investasi dalam teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan tersebut.

Kesenjangan ketiga adalah sangat dinamisnya kebutuhan sistem informasi perusahaan yang sulit diikuti dan dicari jalan pemecahannya oleh teknologi informasi yang tersedia. Hal tersebut merupakan dampak era globalisasi yang membuat perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat dan dinamis, serta berdampak pada perubahan proses manajemen, struktur organisasi, sumber daya manusia, dan kebijakaan-kebijakan lainnya. Efeknya, harus selalu dilakukan redefenisi dan restrukturisasi strategi teknologi informasi yang jelas-jelas memerlukan dana dan investasi yang tidak sedikit.


SIAPA MENGIKUTI SIAPA

Akibat adanya kesenjangan-kesenjangan, sering terjadi perdebatan sengit antara praktisi manajemen dan teknologi informasi mengenai pendekatan mana yang harus diikuti : teknologi informasi sebagai pendukung bisnis ataukah bisnis mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Adanya kesenjangan perspektif antara praktisi manajemen dan teknologi informasi, disisi lain dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk menganalisa masalah dan penyelesaiannya berkaitan dengan urgensi pengadaan teknologi informasi dalam suatu perusahaan. Mencari penyelesaian untuk memperkecil kesenjangan-kesenjangan tersebut juga dapat dijadikan landasan awal untuk mengatasi permasalahan ketika suatu perusahaan yang memiliki investasi teknologi memadai tidak pernah sukses pengimplementasiannya bahkan sama sekali tidak memberikan keuntungan yang berarti bagi perusahaan.

Masalah tarik-ulur kepentingan antara kebutuhan manajemen akan sistem informasi dan solusi teknologi informasi sebagai jawaban, juga menghinggapi banyak perusahaan baik milik negara maupun swasta.

Berkaitan dengan pengembangan sistem informasi perusahaan menuju kinerja kelas dunia, -disini saya mengulas divisi teknologi informasi yang difungsikan sebagai pusat layanan kepada user internal perusahaan -
pertama sangat dibutuhkan strategi perencanaan dan pengembangan sistem informasi yang merupakan bagian terintegrasi dari perencanaan perusahaan/korporat. Strategi tersebut perlu diredefinisi (jika sebelumnya sudah pernah ada) dan dibuat dalam dokumentasi yang baik serta disosialisasikan kepada manajemen puncak dan lingkungannya sendiri. Strategi tersebut perlu dibuat karena: 1) sumber daya yang dimiliki perusahaan mungkin terbatas, sehingga harus digunakan seoptimal mungkin, 2) untuk meningkatkan daya saing atau kinerja perusahaan karena para pesaing memiliki sumber daya teknologi yang sama, 3) untuk memastikan bahwa aset teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara langsung ataupun tidak langsung untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, 4) untuk mencegah terjadinya kelebihan investasi ataupun kekurangan investasi, dan 5) untuk menjamin bahwa teknologi informasi yang direncanakan dan dikembangkan benar-benar menjawab kebutuhan bisnis perusahaan akan informasi.

Kedua, memberikan pendidikan kepada manajemen puncak, juga menengah, untuk memahami apa dan bagaimana teknologi informasi dapat memiliki peranan strategis bagi perusahaan. Hal tersebut dipandang sangat perlu karena komitmen puncaklah yang memberikan kontribusi signifikan terhadap suksesnya implementasi teknologi informasi, dengan melakukan propaganda ke seluruh jajaran karyawannya.

Ketiga, melibatkan para pengguna (user) secara aktif ke dalam divisi teknologi informasi. Sudah merupakan fenomena umum bahwa terjadi sebuah gap yang cukup besar antara para karyawan di divisi SI/TI dan para user sebagai pengguna dari produk-produk divisi SI/TI. Untuk itu sosialisasi yang intensif tentang implementasi teknologi informasi di perusahaan serta perkembangan TI terbaru sangat perlu dilakukan.
Disini, usulan untuk mengeliminir gap tersebut yaitu dengan membentuk suatu dewan perwakilan user yang memiliki jadwal berkala untuk bertemu dan melakukan diskusi bersama dengan divisi SI/TI. Tugas utamanya adalah mengevaluasi kinerja sistem informasi yang ada, disamping membahas perkembangannya di masa mendatang. Dengan cara tersebut kedua belah pihak sama-sama memperoleh manfaat dan persepsi yang sama terhadap perkembangan sistem informasi/teknologi informasi perusahaan; user melalui dewan perwakilannya akan memperoleh gambaran yang jelas tentang arah dan strategi sistem informasi perusahaan serta merasa lebih familiar dengan produk-produk divisi SI/TI; sedangkan divisi SI/TI sendiri mendapatkan kerangka pengembangan sistem informasi perusahaan yang lebih jelas dan terarah sesuai dengan keinginan, keluhan, dan proses bisnis dalam perspektif user.

Keempat, membentuk suatu team-work divisi sistem informasi yang tangguh dimana tanggung gugat, tanggung jawab, serta job description¬-nya terperinci dengan jelas.

Kelima, mempelajari dan menyusun implementasi sistem informasi di perusahaan tersebut serta trend terbaru seputar perkembangan teknologi informasi di dunia. Hal yang dibahas dapat berupa: 1) bagaimana mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang ada sehingga menjadi sebuah aplikasi terpadu layaknya aplikasi ERP (enterprise resource planning) yang terbukti dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan-perusahaan modern di dunia; 2) memporting aplikasi-aplikasi yang ada menjadi web enabled dan secara perlahan-lahan mengubahan arsitektur aplikasi 2-tier (client/server) ke n-tier (web based dan distributed); 3) memikirkan software-software pengembangan aplikasi (development tools) alternatif misalnya solusi total Microsoft (Visual Studio) serta tools lainnya untuk memonitor, meningkatkan, serta memudahkan pemeliharaan aplikasi atau database yang telah ada.

Terakhir, mendokumentasikan seluruh aplikasi dan sistem secara rinci dalam format yang seragam dan mudah dibaca/dimengerti. Dokumentasi, baik user manual maupun system manual, harus diorganisasikan sebaik mungkin sehingga regenerasi pengembang dan pemakai aplikasi dapat berjalan dengan baik.

-End-

Menunggu Izin dan Ridho


Musim haji sedikit lagi tiba. Kemarin saya sekeluarga berkunjung ke rumah teman suami saya yang akan berangkat haji minggu depan. Sebagai yang diundang kami hadir untuk memberikan dukungan dan doa bagi keselamatan beribadah haji bagi teman tersebut.

Sambil menikmati teh hangat ditengah gemerintik hujan di teras depan rumahnya, sang teman menyemangati kami berdua untuk segera menunaikan rukun islam kelima ini, mumpung masih muda dan masih punya fisik yang kuat. Kami mengiyakan, insya Allah, doakan kami.

Siapa sih yang tidak ingin berhaji? Saya kira semua muslimin dan muslimat pasti ingin. Namun keinginan saja tidak cukup. Perlu niat yang kuat untuk itu dan tentu saja izin dari Allah. Semampu apapun manusia memiliki modal yang cukup untuk berhaji, jika belum datang izin dan ridho Allah, maka hari yang ditunggu itu belum sampai kepadanya.

Ketika Gubernur Jabar memberlakukan kuota haji di tahun 2008 yang tadinya berdasarkan provinsi berubah menjadi masing-masing kabupaten/kotamadya, kedua orang paman saya harus menerima kenyataan pahit karena gagal untuk berangkat beribadah haji. Padahal calon jemaah sudah siap 1000%, manasik saja sudah berkali-kali dilakukan. Provinsi Jabar yang tahun ini memperoleh kuota haji sebanyak 37.366 hanya memberikan kuota yang kecil untuk kota Depok dan Bekasi yang hanya 1.900 orang saja. Dengan alasan, selama ini kuota yang diberikan untuk daerah tersebut banyak dimanfaatkan kuotanya oleh warga Jakarta untuk pindah domisili keberangkatan ke kota-kota di Jabar. Menurut saya keputusan ini kurang bijaksana, di saat 8.000 calon jemaah siap untuk berangkat harus terbatasi niatnya yang mungkin baru akan terlaksana dalam 4 tahun kedepan. Dan sangat tidak bijaksana keputusan ini diturunkan begitu mendadak.

Saya tahu ini merupakan pukulan berat bagi mereka yang gagal berhaji. Karena 3 tahun lalu hal ini menimpa Ibu saya. Tapi ini kesalahan saya yang lupa memindahkan tabungan Ibu saya yang seharusnya berganti ke tabungan haji. Saya lupa bertanya kapan penutupan pendaftaran. Akhirnya ketika tiba-tiba pemerintah mengumumkan bahwa quota telah habis, saya begitu tertohok. Astaghfirullah, khilaf...Dan atas izin Allah, Ibu saya akhirnya bisa beribadah haji di tahun depannya. Alhamdulillah. Berkaca pada peristiwa ini, mudah-mudahan paman saya ikhlas bahwa semua ini Tuhan yang mengatur.

Selidik punya selidik, mengapa kuota haji segera habis tanpa aba-aba dan tanpa transparansi jelas, ternyata pihak bank memberi talangan bagi calon jemaah yang sudah menabung di tabungan haji walaupun tabungannya masih kurang, sehingga bisa didaftarkan. Nantinya bank akan menghubungi calon jemaah, jika mereka sanggup menutup biaya tahun ini maka pendaftaran akan diteruskan, namun jika tidak sanggup, uang bank akan ditarik kembali dan calon jemaah tersebut akan berangkat tahun berikutnya sampai dia mampu menutup jumlahnya. Pantas saja saya tidak tahu....

Terlepas dari itu semua, banyak pesan moral yang Allah turunkan kalau mau kita memaknainya. Bahwa niat, kemampuan fisik & finansial tidaklah cukup. Jika Allah belum memberikan izin Nya, walau Dia sudah memanggil-manggil kita, maka akan seperti kedua paman saya tadi.
Setelah Allah berikan izin, lantas apakah Allah sudah meridhoinya? Dari mana biayanya dan bagaimana caranya kita bisa berhaji.

Mungkin kadang-kadang kita lupa bahwa apa yang dizinkan Nya – sehingga dapat terlaksana – belum tentu sama dengan apa yang diridhai-Nya. Contoh sederhana, seorang pegawai berniat untuk pergi haji namun belum mampu dalam finansial. Pada saat yang sama ia mendapat peluang untuk melakukan ‘sedikit’ penggelapan (misalnya me-mark up sesuatu). Jika ia memanfaatkan peluang itu dan berhasil artinya Allah mengizinkannya untuk melakukan hal tersebut (karena memang tidak ada sesuatu hal pun di dalam kehidupan ini yang bisa terjadi tanpa izinNya). Namun apakah itu berarti Allah ridho, apalagi uangnya akan digunakan untuk berhaji? Tentu saja tidak.

Bahkan seringkali kita dengar seorang tukang sapu di sebuah kantor tiba-tiba mendapat rejeki pergi berhaji dari kantornya, kita tidak bisa memperkirakan dari mana rejeki2 itu bakal mampir kepada kita. Hanya usaha dan doa yang bisa kita lakukan, selebihnya Allah pasti tak akan mengingkari janji Nya untuk kita, tinggal menunggu saat yang tepat.

Maka, ketika saya mengusulkan kepada suami saya untuk pindah domisili saja ke daerah yang banyak quotanya ketika mendaftar haji nanti supaya dapat segera berangkat, namun suami saya berkata, aku mau berangkat dengan cara yang baik, ketika Allah sudah mengijinkan dan meridhoi kita untuk datang ke rumah Nya. Astaghfirullah, subhanallah...aku manut, suamiku......

-End-

Naik Mandala Lagi


Minggu lalu, ada undangan meeting dadakan (selalu!) di Semarang. Walau agak malas - apalagi minggu lalu hujan hampir tiap hari mengguyur bumi Jakarta – tapi saya tetapkan untuk berangkat. Agak sulit mendapatkan tiket, hampir semua full booked. Akhirnya dapat tiket pesawat dari Mandala keberangkatan paling pagi, jam 6.10. Cukuplah waktu perjalanan, karena meeting baru dimulai jam 9.

Sudah hampir jam 6 tapi penumpang belum juga dipanggil. Baru pada jam 6, forwarder mengumumkan bahwa pesawat delay 1 jam karena alasan teknis…(ah chrisye eh klise). Mau tak mau ya mesti menunggu, sambil menenangkan hati bahwa masih cukup waktu untuk bisa ikut meeting.

Sudah hampir 6 tahun saya tidak pernah naik Mandala. Sebabnya karena trauma saja. Tahun 2002, ketika saya hamil muda, dengan ijin dokter dan suami, saya pergi dinas ke Bali. Pulangnya, saya naik pesawat Mandala menuju Jakarta dan transit di Surabaya. Ketika pesawat Boeing 737-200 mengudara 15 menit dari Ngurah Rai, kami mendengar bunyi mesin yang cukup keras, Kraaakk, seperti ada batu yang masuk ke sayap pesawat. Segera setelah itu pesawat turun beberapa feet yang membuat saya mual-mual. Sekeliling terasa hening, dan penumpang sudah komat kamit berdoa untuk keselamatan. Cuaca diluar cukup bagus, bening dan sedikit ada awan.

Saya fikir, pesawat akan naik setelah tadi turun anjlok, tapi ternyata pesawat malah turun lagi beberapa feet – rasanya seperti kita turun dari suatu tanjakan – Nyesss....
Ya Allah, saya terus berdoa untuk keselamatan penumpang pesawat ini, terutama jabang bayi di perut. Penumpang sudah mulai berteriak Allahu Akbar, teknisi pesawat berlari menuju kokpit. Masker udara diturunkan dari tempatnya, karena kami sudah mulai tidak mendengar. Pramugari mulai sibuk memberikan bantuan kepada seorang bapak tua di bangku depan saya yang menggigit lidahnya. Saya berfikir, mungkin pesawat mengalami turbulence dan kita sedang masuk ruang hampa udara, sehingga kuping ini berdengung. Kalau tidak segera diberi oksigen, bisa pecah gendang telinga ini.

Sekitar lima menit kemudian pesawat mulai bergerak ke atas, terus dan kembali normal. 10 menit kemudian kami turun di Juanda, dan ganti pesawat karena pesawat tadi telah kehabisan oksigen, atau malah kerusakan mesin? Entahlah...karena sampai kami kembali di Jakarta, pihak Mandala tidak memberitahukan penyebabnya.

Walaupun selamat tiba di rumah, setelahnya jika sedang berdinas keluar kota saya emoh menggunakan pesawat Mandala lagi. Tetapi kali ini, mau tak mau karena kehabisan tiket ya naik Mandala juga. Saya membaca buletin Mandala, ternyata memang maskapai ini telah berganti manajemen yang semula dimiliki oleh angkatan udara RI namun pada tahun 2006 dijual ke sebuah perusahaan asing yang dikomandoi oleh Warwick Brady. Saya lihat pesawatnya banyak yang baru dengan menggunakan Airbus 319 dan 320. Untuk pemeliharaan pesawat, mereka bekerjasama dengan pihak Singapore Airlines yang terkenal sangat ketat dalam hal ini.

Dari segi marketing, Mandala banyak meniru trik nya Air Asia yaitu penjualan yang melalui internet, di pesawat tidak diberi makanan malah berjualan. Ada beberapa masakan yang ditawarkan bagi penumpang, tinggal dilihat di menu. Bedanya, di Mandala kita masih dapat nomor seat, sedangkan di Air Asia mesti rebutan.

Saya hanya berharap komitmen para maskapai terutama di Indonesia, tidak hanya melulu pada upayanya meraup penumpang sebanyak-banyaknya dengan harga murah namun mengabaikan keselamatan penumpang. Tapi perbaikan sistem keamanan, operasional maupun pelayanan pelanggan yang baik nantinya akan mampu meraih hati para pengguna jasa transportasi angkutan udara. Betul tidaaak??

-End-

Bintangmu Bintangku





Sya na na na na mana bintangmu
Sya na na na na ini bintangku

...................................
Masih ingat lagu Heidy Diana tahun 80-an. Lagu jadul, masgul, mang Dul, jaman saya masih SD yang fenomenal dan meriah :-)

Masa-masa remaja dulu, jika sedang jatuh cinta atau kepahitan sedang menimpa, kayaknya majalah Gadis atau Anekayess jadi buruan. Apalagi yang diburu kalau bukan ramalan bintang atau dalam bahasa Yunani disebut Zodiak. Mungkin remaja sekarang atau bahkan yang sudah menua juga begitu, senang sama ramalan2 bintang. Malah lebih dimudahkan untuk urusan ramalan bintang ini, tinggal Ketik Reg Bintang…kirim ke…bla bla bla….

Dari wikipedia saya dapatkan bahwa Zodiak (dari kata Yunani Zoodiacos Cyclos yang artinya Lingkaran Hewan) adalah sebuah sabuk khayal di langit dengan lebar 18° yang berpusat pada lingkaran ekliptika, tetapi istilah ini dapat pula merujuk pada rasi-rasi bintang yang dilewati oleh sabuk tersebut, yang sekarang berjumlah 13. (lingkaran ekliptika adalah garis khayal yang terdapat di bola langit).

Sedangkan ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tatasurya (planet, bulan dan matahari) dengan nasib manusia dinamakan Astrologi. Karena semua planet, matahari dan bulan beredar di sepanjang lingkaran ekliptik, otomatis mereka semua juga beredar di antara zodiak. Ramalan astrologi didasarkan pada kedudukan benda-benda tatasurya di dalam zodiak.

Seseorang akan menyandang tanda zodiaknya berdasarkan kedudukan matahari di dalam zodiak pada tanggal kelahirannya. Misalnya, orang yang lahir awal desember akan berzodiak Sagittarius, Karena pada tanggal tersebut Matahari berada di wilayah rasi bintang Sagittarius. Kedudukan Matahari sendiri dibedakan antara waktu tropikal dan waktu sideral yang menyebabkan terdapat dua macam zodiak, yaitu zodiak tropikal dan zodiak sideral. Sebagian besar astrologer Barat menggunakan zodiak tropikal.

Beberapa waktu lalu, teman saya membahas masalah zodiak ini.
Dia membacakan zodiak saya yang Aquarius menurut sebuah sumber, entah saya tak tau sumber yang dia dapat dari mana asal muasalnya.

Begini sebagian cuplikannya :

Aquarians pada dasarnya merupakan karakter yang menyenangkan. Mereka dapat dipisahkan menjadi dua tipe prinsipal : satu pemalu, sensitif, lembut dan sabar; yang lainnya antusias, pamer diri, terkadang menyembunyikan karakter aslinya dalam kejenakaan. Kedua tipe tersebut sangat kuat antara satu dan lainnya dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, meskipun mereka seringkali mencari kebenaran atas segala hal, mereka biasanya cukup jujur unutk mengubah opini mereka, namun jika ada bukti sedikit saja yang dapat mendukung kesalahan mereka, mereka akan tetap bertahan pada argumentasinya. Mereka memiliki visi yang luas yang membawa beberapa factor perbedaan menjadi satu, dan dapat melihat dari kedua sisi dari suatu argument tanpa sungkan mengakui pada sisi mana sebenarnya mereka berpihak. Tentu saja hal ini menyebabkan mereka sangat toleran dalam berbagai sudut pandang yang ada. Hal ini disebabkan mereka dapat melihat kebenaran dari setiap argument, meskipun mereka tidak dapat menerima argument tersebut. Mereka mematuhi ungkapan Quaker yang ada "Terbukalah pada kebenaran, dari sumber manapun," dan mereka siap belajar dari setiap orang.

Pada umumnya mereka cukup cerdas, jelas dan logis. Kebanyakan memiliki imajinasi yang tinggi dan memiliki intuisi, hal ini yang menyebabkan Era Aquarius, yang sebentar lagi akan terjadi, dimulai dengan adanya lingkaran spiritual sebagai suatu era dalam hidup manusia yang akan memiliki kebangkitan dari sisi spiritual.

Aquarians biasanya menghargai kesempatan untuk hal-hal spiritual seperti meditasi, atau jika mereka religius, melakukan acara keagamaan. Bahkan dalam organisasi, aquarian terkenal sangat mandiri, menolak untuk mengikuti arus. Mereka tidak suka di intervensi oleh orang lain. Biasanya mereka memiliki selera yang baik dalam drama, musik dan seni, dan sangat memiliki bakat dalam kesenian, khususnya drama.

Beberapa hal negatif yang dimiliki biasanya adalah keunikan diri, egoisme, tendensi untuk menghindari kehidupan dan masyarakat, dan beberapa tendensi lain seperti terlalu dogmatis terhadap opini yang dimiliki. Aquarian dapat menjadi ancaman ataupun keuntungan bagi kemanusiaan secara umum.

Kemudian teman saya bertanya,dan terjadilah percakapan kecil :

Teman : ” Jadi Bu, percaya gak sama zodiak-zodiak itu?”
Saya : ” Segala hal yang bersifat ramalan nasib saya gak percaya, yang saya percaya adalah ilmu pasti seperti ilmu fengshui. ”
Teman : ” Nah, kalo gitu percaya dong ya sama pembacaan karakter zodiak?” (keukeuh pisan!)
Saya : ” Saya percaya yang baik baik aja. Kalo yang jelek-jelek, saya gak percaya ah. (curang mode on)
Teman : ” Kok gitu?”
Saya : ” Ya iya dong, masa ya iyalah. Saya kan gak mau dikatain begini “ Bintang Aquariooss ..suka makan laler ijooo...emangnya Sumanto?”
Teman : *&^*()%&

-End-

Bandung Yang Tak Sejuk Lagi





Sudah agak lama saya tidak berkesempatan mengunjungi kota Bandung. Tetapi 2 hari kemarin kebetulan kantor menugaskan saya untuk meeting di kota mode tersebut. Langsung saya hubungi adik saya yang tinggal di sana dan dia janji akan mengajak jalan keliling kota sambil wisata kuliner selepas meeting. Wah kebayang asyik nya.

Dengan diantar kendaraan kantor, waktu tempuh perjalanan dari kantor saya di Kuningan menuju Jl PHH Mustofa Bandung cukup memakan 1 jam 45 menit saja. Pantas saja jika weekend tiba penghuni Jakarta banyak yang pindah ke Bandung, apalagi kalau tidak untuk hunting fashion di beberapa FO (Factory Outlet bukan Fiber Optic.red) yang bertebaran dengan model yang up to date tiap minggunya atau berwisata kuliner. Bagi para fashionaholic Bandung surganya. Sayang, saya bukan termasuk didalamnya.

Malam harinya saya berkeliling diantar adik menyusuri sepanjang Gasibu, sambil mampir makan nasi bebek yang begitu empuk dagingnya, dilanjut jalan ke Cikapundung mencicipi semangkuk es shanghai durian yang katanya terkenal itu. Sambil mengarah ke hotel saya minta diajak melihat daerah sepanjang WR Supratman, Cilaki sampai terus menuju jalan Riau. Rumah-rumah kuno jaman Belanda banyak yang disulap menjadi bangunan yang lebih modern untuk dijadikan FO. Hilang keklasikan kota Bandung ini, padahal saya sangat suka rumah-rumah kuno.

Dulu, bagi saya Bandung adalah kota yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Selain sejuk, juga tidak terlalu hiruk pikuk seperti Jakarta. Itu dulu, 10 tahun lalu. Setiap saya tidur mesti menggunakan kaus kaki untuk menangkal udara dingin. Bandingkan dengan sekarang, masih jam 10 pagi kota Bandung layaknya Jakarta. Panas yang begitu terik, langsung menembus ubun-ubun. Hampir tak ada orang-orang memakai sweater atau jaket, wong panasnya seperti kota di pinggir laut saja.

Pagi harinya, harian Pikiran Rakyat edisi Kamis, 23 Oktober 2008 sudah disiapkan Hotel sebagai sarapan mata. Ya, headlinenya memang membahas Kota Bandung yang sudah mulai ditinggalkan oleh udara sejuknya. Tiap tahun suhu di kota ini naik sebesar 0,3 derajat Celcius. Penyebabnya? Sama halnya dengan kota-kota besar lainnya, tidak lain disebabkan hilangnya daerah hijau di Kota Bandung akibat perubahan tata guna lahan.

Hal signifikan yang terjadi pada tahun ini, yaitu fenomena urban heat island. Fenomena ini adalah keadaan yang disebabkan pemanasan lokal dimana daratan sangat panas di titik tengah tertentu dan lebih dingin di daerah yang mengelilinginya. Di Bandung Raya, urban heat island meliputi Kota Bandung dan Cimahi sebagai titik tengah, dan wilayah Kabupaten Bandung dan Bandung Barat di sekelilingnya.

Dari tahun 1994 - 2001, Bandung kehilangan sekitar 30.000 hektar hutan tapi menambah sekitar 15.000 hektar lahan industri dan sekitar 8.000 lahan pemukiman. Bahkan daerah Lembang yang dulu terkenal kesejukannya, tapi tidak untuk saat ini yang rata-rata suhu udaranya sudah mencapai 31-32 derajat celcius.

Pantas saja, tiap tahun wilayah Bandung selatan sering diterjang banjir yang ketinggiannya makin tahun makin meningkat. Tata kota yang semakin semrawut dengan sejuta angkotnya, belum lagi masalah gunungan sampah dan kemacetan akibat FO yang menjamur menjadikan Bandung semakin tidak asri dan resik lagi. Sayang ya….

– End -

Melestarikan Kuliner Tradisional


Cirebon yang dikenal dengan Kota Udang bagi kebanyakan warga Jakarta merupakan tujuan berlibur kedua setelah Bandung tiap akhir pekannya. Terlihat dari bertambahnya jumlah jam keberangkatan Kereta Api, begitu pula adanya tambahan kereta api eksekutif – diberi nama Argo Jati (dari kata Sunan Gunung Jati)- . Dan ternyata peminatnya pun banyak. Dengan harga Rp 80.000,- untuk sekali jalan dalam waktu tempuh 2,5 jam saja (bayangkan bila menggunakan mobil bisa ditempuh dalam 5 jam).

Sebagai salah satu kota Wali dan kota transit - bagi pemudik yang berada di wilayah Jawa bagian Tengah dan Timur -, menurut saya Cirebon menjadi kota yang sibuk dan padat apalagi ketika musim libur lebaran.

Bagi anda yang ingin menginap untuk menikmati kota Cirebon, gak perlu kuatir masalah tidur. Banyak hotel dan penginapan disini, - terlebih beberapa hotel baru bermunculan di tempat yang strategis -.

Begitupun soal makanan, baik masakan khas Cirebon maupun masakan lainnya ada kok. Adik saya, jika kami merencanakan berlibur pulang kampung ke Cirebon selalu menyediakan jadwal acara untuk wisata kuliner. Sebut saja Empal Gentong Mang Dharma, Tahu Gejrot angkringan (yang terkenal di Pasar Kanoman), Mie Koclok Cirebon di Panjunan, Docang di alun-alun Kasepuhan, Nasi Jamblang Mang Dul atau juga yang di Pelabuhan, Nasi Lengko di Pagongan, Lotek di Parujakan, jejeran penjual rajungan di Pasar Parujakan, belum lagi oleh-oleh Cirebon. Umm, membayangkannya saja sudah ter inga-inga untuk segera tiba di rumah Ibu.

Bergesernya zaman dari tradisional ke modern, membuat anak-anak zaman kini kurang begitu doyan untuk mencicipi hidangan tradisional. Apalagi melihat keponakan-keponakan yang sudah menginjak remaja, jika disuguhi makanan-makanan khas daerah menyentuhpun tidak, - entah sudah kenyang, malas atau gak doyan -. Maka, ketika sekolah anak saya mengadakan acara Traditional Food Day, saya dengan semangat berpartisipasi mensukseskan acara tersebut sekaligus meberikan ajaran bagi anak saya untuk lebih mengenal makanan Indonesia. Paling tidak dia sudah tau apa itu semar mendem, kue klepon, jenang .....

Ibu saya wanti-wanti, supaya saya lebih sering membuatkan makanan tradisional sambil menikmati secangkir teh seperti jenis-jenis kolak, kue-kue dari bahan singkong dan ubi (mata roda, combro, misro, getuk dll), juga dari bahan beras ketan yang mudah dan murah meriah ketimbang menyediakan makanan siap saji atau biskuit-biskuit yang sudah banyak pengawetnya. Ibu bilang, nanti anak-anak akan terbiasa makan apa yang disajikan kita, maka orangtuanya mesti mencontohkan diri. Untungnya dulu saya suka ikut bantu-bantu Ibu di dapur, jadi bisa dipraktekkan sekarang. Tinggal bagaimana caranya membujuk anak saya supaya mau icip-icip. Mariiii...... - End -
Note : gambar diambil dari Wikipedia

Konsumtif Yang Salah Kaprah



Kakak saya seorang ahli medis yang ditempatkan di sebuah desa perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, yang tingkat kemiskinannya cukup tinggi.

Kebanyakan mata pencaharian mereka sebagai petani. Sebagian lagi bekerja di kota sebagai pembantu, berdagang dan menjadi TKI di luar negeri. Yang beruntung, bisa membuat rumah yang layak di kampung dan membiayai anak-anaknya sekolah.

Namun, banyak juga pengangguran bertebaran. Herannya, tingkat perceraian di kampung ini sangat tinggi. Modusnya, si istri ditinggal kawin suami. Padahal sang suami kaya pun tidak. Hmm, syahwat tidak mengenal kaya miskin, jeng.

Kembali ke kakak saya. Kadang-kadang saya suka nelongso melihat dia yang kerjanya itu tidak mengenal waktu. Jika orang lain tertidur pulas di tengah malam, dia sering sekali digedor pasien untuk segera menolong sanak keluarganya yang ingin melahirkan. Sambil sempoyongan, dia harus siap sedia datang.

Iseng saya bertanya, dibayar berapa untuk sekali persalinan (melahirkan + perawatan harian sampai tali pusat lepas)? Kakak saya tertawa kecil, kalau yang mampu mereka akan membayar penuh walaupun kebanyakan dari mereka membayar dengan mencicil, itu pun berbulan-bulan. Namun yang kurang mampu, kadang sama sekali tidak membayar bahkan lupa untuk sekedar mengucapkan terimakasih.

Anehnya, mereka akan mengusahakan dengan sekuat tenaga dan upaya untuk melaksanakan upacara puputan – upacara yang diselenggarakan pada waktu tali plasenta bayi terlepas dari usus perut - yang notabene membutuhkan biaya yang besar untuk ukuran mereka. Ritual nya banyak dan lagi mereka harus menyiapkan bancakan – makanan yang dibagi-bagikan kepada para tamu/tetangga -. Padahal menurut saya ritual ini tidak wajib. Namun warga biasanya takut dicap tidak mampu, maka lebih memilih untuk me-riya-kan puputan ketimbang membayar biaya persalinan. Biar tekor asal kesohor.

Sama halnya ketika saya ke Kupang minggu lalu. Dengan menumpak taksi, saya mengobrol lepas dengan pak supir. Perawakannya tinggi, wajah khas Timor dengan usia sekitar 30 an. Dia bercerita tentang kemiskinan yang semakin mendera, terutama di Pulau yang lumayan gersang dan cukup susah air bersih itu. Pendapatannya dari menyupir tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sambil sesekali dia menerima sms yang masuk. Saya melirik, hmm kehidupan yang susah tetapi punya handphone terbaru yang saya sendiri sudah tidak tau tipe berapa saking banyaknya varian HP merk sejuta umat itu. Mungkin prinsipnya, lebih baik tidak makan ketimbang gak bisa gaya. Ahh alda alda saja...

Setelah Ramadhan


Tradisi mudik menjadi bagian perayaan Idul Fitri keluarga kami. Lebaran kali ini, kami rayakan di Cirebon, rumah tinggal orangtua saya. Saya dan suami membagi waktu berlebaran berganti-ganti tiap tahun, dan berarti tahun depan kami berlebaran di Surabaya -tempat tinggal mertua saya-.

Beberapa kegiatan sudah saya jadwal, berziarah ke makam Ayah, Eyang-Eyang, Buyut dst. Biasanya, ketika berdoa di makam Ayah, perasaan saya biasa-biasa. Namun entah mengapa, kali ini saya ikut membayangkan para almarhum tersebut menangis entah bahagia atau sedih melihat kunjungan dan doa kami. Tercenung, karena suatu saat pun saya yang ada didalam kubur itu. Duh Gusti....

Mengingat kembali ke 25 tahun silam, lebaran bagi saya dulu adalah berkumpul di rumah Eyang, bertemu sanak saudara. Dengan kegiatan sholat Ied, makan-makan, salam-salaman, ke makam berziarah. Baju dan sepatu baru bisa berganti 2 kali sehari. Tertawa, gembira, haus tinggal minum, lapar tinggal makan. Hanya itu.

Seiring bertambah usia, kini lebaran bikin saya sedih dan bahagia. Tidak lagi terfikir untuk mencari dan memakai pakaian baru. Hanya persiapan mukena lama untuk sholat Ied. Sedih, apakah saya sanggup mengontrol dalam 11 bulan diluar Ramadhan untuk bersikap tawadhu seperti halnya di bulan Ramadhan. Karena dikiri kanan ada godaan yang menurut saya lebih banyak setelah Ramadhan ini. Bagaimana membuat diri ini bisa ditetapkan dalam iman yang kuat. Iman (bukan iman Brotoseno.red), yang kerap turun naik mengikuti irama hati.

Menurut ceramah yang pernah saya dengar, semakin kuat iman seseorang maka semakin kuat juga godaan yang datang. Seperti halnya ketika tivi menyiarkan berita seorang ustadz yang tertangkap sedang nyabu. Ketika itulah iman sedang melemah. Lantas, bagaiamana keadaan iman saya saat ini, setelah Ramadhan berlalu? Hati kecil saya yang bisa menjawab. - End -

Waktu Ashar Hampir Tiba (Bahkan Tlah Tiba)


Ketika sekolah anak saya memberi libur sekolah plus lebaran sampai 3 minggu, banyak waktu bagi anak saya untuk menghafal surat-surat pendek dari Al Quran, yang memang dianjurkan oleh pihak sekolah untuk dihafal. Walaupun baru sebatas hafalan, pasti memberikan hal positif buat si anak dan tentunya saya. Karena akhirnya saya membaca tafsir dari surat-surat pendek tsb.


Kalau kita mencermati Surat Al Ashr – suatu surat pendek dari Al Qur-an yang sangat populer, hanya terdiri dari 3 ayat – ada hal yang sangat menarik di sana. Ayat pertamanya – yang berbunyi “Wal Ashri” – sering diterjemahkan secara umum sebagai “Demi Waktu” atau “Demi Masa”. Namun sebenarnya artinya lebih spesifik, yaitu “Demi Waktu Ashar”, sebagaimana di ayat-ayat yang lain Allah juga pernah bersumpah dengan waktu-waktu yang lain, seperti “Demi Waktu Malam”, “Demi Waktu Dhuha”, dan lain-lain.

Mengapa Allah mengangkat waktu Ashar dalam surat Al Ashr. Pasti ada hikmah di balik itu. Waktu Ashar bisa dikatakan sebagai waktu “tanggung”, bahkan injury time. Jika waktu Ashar tiba artinya sebentar lagi petang akan menjelang, matahari akan tenggelam, dan malampun tiba. Ashar merepresentasikan waktu yang sangat pendek dan terbatas.

Dengan demikian, jika Allah menggambarkan kehidupan kita sebagai waktu Ashar, artinya Dia mengingatkan kita tentang pendeknya kehidupan di dunia ini. Karena ia begitu pendek dan terbatas maka tentunya tidak bijak jika kita masih “bermain-main”. Mungkin kita sering mengalami betapa cepatnya sore berganti malam tanpa kita sadari. Juga kehidupan kita. Ketika kita asyik “bermain-main” tiba-tiba saja dia sudah sampai di ujungnya.

Hanya saja memang ada bedanya antara waktu Ashar dengan hidup kita. Kalau waktu Ashar hari ini berakhir, dan matahari tenggelam, maka esok insya Allah masih akan ada waktu Ashar (jika belum dunia berakhir tentunya). Namun jika hidup kita berakhir, tidak akan ada lagi episode keduanya di sini.

Jadi, saya harus segera berlari, karena mungkin sebentar lagi “Adzan Maghrib” akan berkumandang. -End-

Celaka Tidak Mengenal Saudara


Sudah hampir seminggu ini rute perjalanan dari rumah ke kantor berbeda jalur dari sebelumnya. Tentu, karena setelah pindah rumah, jalan untuk menggapai jalan tol terasa jadi lebih panjang dan lama.

Dulu ketika masih di rumah lama, perjalanan menuju pintu tol hanya membutuhkan waktu 10 menit saja. Tapi sekarang harus dilalui 30 menit-an. Sebetulnya saya berusaha untuk selalu menikmati perjalanan menuju ke kantor, apalagi yang harus diperbuat jika tidak begitu? Sebetulnya lagi saya lebih suka kekantor menggunakan moda transportasi umum. Tetapi naik bis umum atau kereta di Jakarta masih belum berpihak pada penumpang. Ahh itulah resikonya. Mau murah dan tidak capek resikonya tidak aman dan tidak nyaman. Begitu sebaliknya. Belum lagi perjalanan menyetir yang harusnya bisa dibuat santai malah timbulnya ketegangan. Penyebabnya? Pengendara motor!

Dengan semakin meningkatnya jumlah pengendara motor beberapa tahun belakangan, maka semakin banyak jumlah kecelakaan lalu lintas tiap harinya. Banyak dari mereka yang tidak mengindahkan aturan berkendara, mengakibatkan Jakarta yang sudah macet menjadi semakin macet. Bayangkan, tiap pagi jalanan diserbu ribuan kendaraan bermotor dua yang berlari dengan kecepatan tinggi dan menguasai jalanan. Memang, pemda tidak menyediakan lajur khusus bagi mereka. Akibatnya saling sikut motor adalah hal biasa.

Saya paling ngeri jika perjalanan harus banyak melalui jalan umum ketimbang jalan tol. Ngerinya karena ulah ugal-ugalan pengendara motor itu, harus banyak istighfar dan mengelus dada. Saya kadang berfikir, si pengendara motor ini seperti punya nyawa lebih dari satu. Menyalip mobil dari arah kiri, nyebrang jalan tanpa tengok kanan kiri, main senggol motor atau mobil trus kabur, tidak pakai helm, mbonceng anak-anak tanpa alat keselamatan memadai, nyebrang di jembatan penyebrangan yang khusus buat pejalan kaki. Padahal kalau sudah celaka, mereka punya potensi kematian lebih tinggi dibanding penumpang mobil.

Tetapi hukum kadang tidak berfihak pada pengendara mobil, biarpun yang menabrak itu motor, tetap mobil yang disalahkan. Itulah mengapa saya nyetir super hati2. Hmm ekstra biaya juga untuk simbok pijet, akibat leher jadi tegang dan kaku…huhuhu

Wacana untuk membuat lajur khusus pengendara motor hanya tinggal wacana, sampai kini nyatanya di Jakarta lajur kendaraan di jalanan masih campur aduk gak karuan, wong kadang lajur busway pun disusupi mobil pribadi dan umum kok. Beberapa bulan yg lalu polisi tiap pagi berjaga sepanjang MT Haryono menuju Semanggi utk mengatur motor yang lewat supaya berlari di lajur kiri. Aiihh anget anget tahi ayam ya….sudah gak ada lahi tuh sekarang, secara pengendara motornya bandelisasi, jadi pak/bu polisi males deh, eeehh kok gitu??? Trus kapan tertibnya kota ini?

Marhaban Yaa Ramadhan


Telah datang kepada kalian bulan Agung yang diberkahi, maka perlihatkanlah kepada Allah kebaikan-kebaikan kalian. Sesungguhnya yang merugi adalah yang terhalang dari Rahmat Allah. (HR Riwayat Ibn Khuzaimah dari Salman Al Farisi)



Ibuku selalu mengingatkan, di bulan Sya'ban ini senantiasa hendaknya berdoa : " Ya Allah, berkahilah kami di bulan Sya'ban dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan" .

Tak terasa memang sudah hampir setahun berlalu dari Ramadhan sebelumnya, kini kian dekat Sang Tamu Agung yang disediakan Allah untuk umatnya yang beriman.

Membaca selebaran khutbah perihal Ramadhan yang diberikan Bimo dari sekolahnya, seolah mengingatkan sang Bunda untuk bertaubat sebelum datangnya Ramadhan. Menitik air mata ini membacanya.

Disini saya tuliskan kembali khutbah Rasulullah SAW dalam menyambut bulan Ramadhan di depan para sahabatnya, mudah-mudahan dapat dimaknai lebih dalam :

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian, bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari2 nya adalah paling utama. Malam2nya adalah yang paling utama. Jam demi jamnya adalah yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan Nya. Di bulan ini nafas2 mu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa doamu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah Rabb mu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitabnya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persaudaraanmu, jagalah lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertobatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hambanya dengan penuh kasih. Dia menjawab ketika mereka menyeru Nya, menyambut ketika mereka memanggil Nya, dan mengabulkan ketika mereka berdoa kepada Nya.

Ketahuilah! Allah Ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang sholat dan sujud dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul 'Alamin.

Wahai manusia! Barang siapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.
Sahabat-sahabat bertanya : " Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian". Rasulullah meneruskan : "Jagalah dirimu dari apai neraka walaupun hanya dengan sebutir kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya seteguk air".

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allahlah akan menahan murkaNya pada hari ia berjumpa dengan Nya.

Barangsiapa menyambung tali persaudaraan di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat Nya pada hari ia berjumpa dengan Nya. Barangsiapa yang memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat Nya pada hari ia berjumpa dengan Nya.
Barangsiapa yang melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa shalat fardhu, baginya adlaah ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardhu dibulan yang lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa pada bulan ini membaca satu ayat Al Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al Qur'an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka ditutup, maka mohonlah kepada Rabb mu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tidak lagi pernah menguasaimu.
Amirul Mukmin Ali bin Abi Thalib berkata : Aku berdiri dan berkata:" Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama dibulan ini? Jawab Nabi : Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah" (HR Riwayat Ibn Khuzaimah dari Salman Al Farisi)

Indah nian untaian kata Rasulullah SAW, mudah-mudahan bisa bermanfaat khususnya buat saya pribadi dan buat yang membacanya.

Marhaban Yaa Ramadhan.....
Kami sambut engkau "Ramadhan" dengan penuh kegembiraan dan akan kami persiapkan untukmu tempat yang seluas-luasnya dalam diri kami agar engkau bebas melakukan apapun untuk menjadikan hidup kami "Kembali Fitri".... -End-

Cuti 3 Hari


Sudah membayangkan asyiknya bercuti ria. 3 hari waktu yang berharga untuk sedikit lepas dari ketegangan kantor. Tapi kenyataannya tidak gitu. Waktu santainya dipakai untuk rapi - rapi barang yang masih menumpuk dalam beberapa kardus besar. Resiko orang pindahan rumah.

Untungnya saya selalu membuat jadwal, hari I mau mengerjakan apa dan begitu seterusnya. Prioritas utama tentu barang dan pakaian milik suami dan anak. Mereka tidak cuti dan libur. Malah dinas keluar kota. Alhamdulillah dalam 3 hari, rumah sudah rapi dengan dibantu dayang-dayang juga.

Mumpung cuti, saya sempatkan untuk belanja ke pasar tradisional di dekat rumah. Selain lebih murah, juga ikut membantu menghabiskan dagangannya para pedagang kecil itu yang untungnya mungkin tidak seberapa dibanding pasar modern. Banyak kebutuhan pangan yang habis di dapur, mau tak mau ya harus belanja di minggu ini. Sebab mulai 4 hari menjelang puasa, harga barang langsung melonjak. Si Ibu penjual bumbu dapur sedikit beriklan : " Ayo Bu, beli sekarang. Besok sudah saya naikkan harga-harganya." Entah benar besok naik atau tidak, ya akhirnya termakan iklan. Bahan yang tadinya tidak masuk dalam daftar belanja ikut dibeli juga. Mungkin rejekinya si penjual. Barang dagangannya hampir habis diborong para ibu. Beberapa ibu menggumam dan menyesalkan banyaknya barang yang naik setelah kenaikan gas elipiji beberapa hari lalu. Dapat dimengerti, sementara uang belanja tidak naik,akhirnya banyak kebutuhan yang tidak prioritas dipangkas untuk tidak dibeli. Hmm suatu pilihan.

Selalu mengasyikkan jika belanja di pasar basah, melihat pembeli dan penjual yang kadang suka bertingkah lucu menurut saya. Belum lagi banyaknya anak-anak usia 7-13 tahun yang menawarkan diri untuk membawakan barang belanjaan. Datang kepada saya si kecil usia sekitar 8 tahunan, wajahnya bersih putih menawarkan diri untuk angkat belanjaan saya. Sambil memelas dia bilang " Seribu saja Bu, tidak apa2". Nyess, tidak tega melihatnya. "Ya, tolong dibawa ya. Kamu gak sekolah?" tanya saya. "Sekolah Bu, saya sudah pulang. Sekarang sambil nyari untuk ongkos dan jajan sekolah". Tertegun, bersyukur saya masih diberi rejeki lebih, sehingga anak saya tidak harus bekerja sambil sekolah untuk sekedar ongkos ke sekolah. Miris, tapi itulah kenyataannya. Di jaman yang semakin keras, di saat biaya yang semakin melonjak, anak-anak yang nantinya diharapkan jadi penerus bangsa harus ikut menanggung kerasnya hidup disaat usia bermain mereka. Semoga Tuhan memberikan takdir yang baik untuk mereka. Amin.

Waktu 3 hari ternyata tidak terasa, banyak saya pakai untuk bermain dengan si kecil Bimo. Mengajarinya menghafal doa sehari-hari, berdua membuat prakarya menyambut Ramadhan untuk tarhib, yang pasti punya waktu lebih untuk tidur. Ahh nikmatnya, berharap cuti ini membawa berkah dan manfaat buat diri dan orang lain. -End-

Jabatan, suatu ambisi atau apresiasi?


Rasulullah berkata pada Abdurahman bin Samurah, "Wahai Abdurahman, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu, maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu, maka kamu akan ditolong mengatasinya." (HR. Al Bukhari & Muslim)

Rumah Baru


Alhamdulillah ya Allah, setelah 5 bulan berlalu pembangunan rumah yang baru akhirnya selesai juga.

Rencananya kami pindah tanggal 24 Agustus 08. Harusnya gembira, tapi kok malah sedih sendu. ya. Sedihnya karena sebentar lagi harus say good bye sama rumah yang sekarang telah ditinggali selama 6 tahun.
Ya, rumah pertama kami, dibeli dengan mencicil ketika sebelum menikah. Temenku bilang : romantis sekali beli rumah berdua sebelum nikah..maksudnya??? Rumah kecil dengan 2 buah kamar. Sebelum Bimo (my lovely son) lahir, cukup rasanya dengan rumah segitu. Hmm, dasar manusia gak pernah puas ya...:-)

Ya, tentunya rumah baru ukurannya lebih besar dari yang lama. Maksud tujuan dibangunnya rumah ini sebenernya supaya bisa jadi tempat berkumpul keluarga besar kami. Kasihan jika kakak dan ponakan2 berlibur ke Jakarta harus tidur berjejer ngampar di lantai seperti susunan tulang pindang goreng, karena kamar tidur yang terbatas.

Mudah2an rumah baru ini membawa rejeki dan berkah buat keluarga kami khususnya dan bermanfaat buat yang lain... dan semoga Allah senantiasa melindungi kami dari segala kejahatan manusia dan syetan. Dan jauhkan Hamba dari sifat sombong dan takabur. Amin...