Bandung Yang Tak Sejuk Lagi





Sudah agak lama saya tidak berkesempatan mengunjungi kota Bandung. Tetapi 2 hari kemarin kebetulan kantor menugaskan saya untuk meeting di kota mode tersebut. Langsung saya hubungi adik saya yang tinggal di sana dan dia janji akan mengajak jalan keliling kota sambil wisata kuliner selepas meeting. Wah kebayang asyik nya.

Dengan diantar kendaraan kantor, waktu tempuh perjalanan dari kantor saya di Kuningan menuju Jl PHH Mustofa Bandung cukup memakan 1 jam 45 menit saja. Pantas saja jika weekend tiba penghuni Jakarta banyak yang pindah ke Bandung, apalagi kalau tidak untuk hunting fashion di beberapa FO (Factory Outlet bukan Fiber Optic.red) yang bertebaran dengan model yang up to date tiap minggunya atau berwisata kuliner. Bagi para fashionaholic Bandung surganya. Sayang, saya bukan termasuk didalamnya.

Malam harinya saya berkeliling diantar adik menyusuri sepanjang Gasibu, sambil mampir makan nasi bebek yang begitu empuk dagingnya, dilanjut jalan ke Cikapundung mencicipi semangkuk es shanghai durian yang katanya terkenal itu. Sambil mengarah ke hotel saya minta diajak melihat daerah sepanjang WR Supratman, Cilaki sampai terus menuju jalan Riau. Rumah-rumah kuno jaman Belanda banyak yang disulap menjadi bangunan yang lebih modern untuk dijadikan FO. Hilang keklasikan kota Bandung ini, padahal saya sangat suka rumah-rumah kuno.

Dulu, bagi saya Bandung adalah kota yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Selain sejuk, juga tidak terlalu hiruk pikuk seperti Jakarta. Itu dulu, 10 tahun lalu. Setiap saya tidur mesti menggunakan kaus kaki untuk menangkal udara dingin. Bandingkan dengan sekarang, masih jam 10 pagi kota Bandung layaknya Jakarta. Panas yang begitu terik, langsung menembus ubun-ubun. Hampir tak ada orang-orang memakai sweater atau jaket, wong panasnya seperti kota di pinggir laut saja.

Pagi harinya, harian Pikiran Rakyat edisi Kamis, 23 Oktober 2008 sudah disiapkan Hotel sebagai sarapan mata. Ya, headlinenya memang membahas Kota Bandung yang sudah mulai ditinggalkan oleh udara sejuknya. Tiap tahun suhu di kota ini naik sebesar 0,3 derajat Celcius. Penyebabnya? Sama halnya dengan kota-kota besar lainnya, tidak lain disebabkan hilangnya daerah hijau di Kota Bandung akibat perubahan tata guna lahan.

Hal signifikan yang terjadi pada tahun ini, yaitu fenomena urban heat island. Fenomena ini adalah keadaan yang disebabkan pemanasan lokal dimana daratan sangat panas di titik tengah tertentu dan lebih dingin di daerah yang mengelilinginya. Di Bandung Raya, urban heat island meliputi Kota Bandung dan Cimahi sebagai titik tengah, dan wilayah Kabupaten Bandung dan Bandung Barat di sekelilingnya.

Dari tahun 1994 - 2001, Bandung kehilangan sekitar 30.000 hektar hutan tapi menambah sekitar 15.000 hektar lahan industri dan sekitar 8.000 lahan pemukiman. Bahkan daerah Lembang yang dulu terkenal kesejukannya, tapi tidak untuk saat ini yang rata-rata suhu udaranya sudah mencapai 31-32 derajat celcius.

Pantas saja, tiap tahun wilayah Bandung selatan sering diterjang banjir yang ketinggiannya makin tahun makin meningkat. Tata kota yang semakin semrawut dengan sejuta angkotnya, belum lagi masalah gunungan sampah dan kemacetan akibat FO yang menjamur menjadikan Bandung semakin tidak asri dan resik lagi. Sayang ya….

– End -

4 komentar:

  1. Iya Bandung itu the best place utk wisata kuliner....paling enak dinikmati bukan di weekend....kalo weekend isinya plat B semua.....salam kenal juga mba :) terima kasih atas doanya :)

    BalasHapus
  2. kayanya enak tu punya rumah ditengah kota bandung...biar bisa arisan keluarga disana hehehe..sambil makan makan makan dan makan lagi...

    BalasHapus
  3. Saya setuju ini ibu ...
    Baru kemarin kami pulang dari Bandung ...
    Adduuuhhh mmmuuaaacceeettt nya itu gak nahan bu ...

    Dan ya ... Bandung sekarang agak gerah ...

    Lain dengan dulu ...

    Salam saya
    NH18

    BalasHapus
  4. @Fitra : kapan2 kita bisa ketemuan yok..boleh di Jakarta atau di Bandung...:)

    @Meita : bolelebo, kalo gitu arisan keluarga tahun depan di Bandung aja yaaa....

    @NH18 : Iya Om, macetnya melebihi si komo lewat.

    BalasHapus